Mengenal Interferon sebagai Komponen Pertahanan Tubuh

interferon, makrofag, antibodi, virus, pertahanan tubuh, imunInterferon (IFN) adalah hormon berjenis glikoprotein yang diproduksi secara alami oleh sel-sel vertebrata akibat rangsangan biologis seperti virus, bakteri, dan protozoa dimana tampaknya virus adalah sumber rangsangan utama produksi interferon. Interferon berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh virus. Interferon memicu sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya untuk menghasilkan zat-zat yang dapat menghambat replikasi virus. Senyawa interferon ditemukan pertama kali oleh Nagano dan Kojima pada tahun 1954 dalam tubuh kelinci, namun saat itu mereka belum memberi nama pada senyawa ini. Istilah interferon sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957, setelah Isaacs dan Lindenmann berhasil mengisolasi molekul yang serupa dari sel ayam.

Senyawa interferon adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan senyawa tersebut akan terinduksi pada tahap awal infeksi virus. Dengan kata lain, pada saat virus memasuki tubuh dan mulai menginfeksi sel-sel tubuh, interferon akan segera terbentuk sebelum sistem imun spesifik merespon infeksi tersebut. Pada saat rangsangan biologis terjadi, sel yang terinduksi akan segera melepaskan interferon ke lingkungannya sehingga interferon dapat berikatan dengan reseptor sel target dan menginduksi transkripsi kurang lebih 20 sampai 30 gen antiviral. Hal ini membuat sel-sel tersebut mampu mengaktifkan kemampuan antivirus sehingga perluasan infeksi virus dapat dicegah.

interferon, imun, limfosit, kekebalan tubuh, virus, infeksi, terapi

Cara kerja interferon

Interferon juga berperan penting dalam mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh seperti sel-sel pembunuh alami (Natural Killer Cells) dan sel-sel limfosit termasuk makrofag. Interferon juga dapat meningkatkan perlawanan terhadap infeksi dan bahkan sel tumor dengan cara mengatur penyajian antigen ke limfosit T serta meningkatkan kemampuan sel yang terinfeksi untuk melawan infeksi baru dari virus. Meski begitu, seringkali sel-sel yang sudah terinfeksi virus terlanjur mati sebelum mampu membangun sistem pertahanan yang cukup kuat. Sel-sel yang terlanjur mati ini akan dihancurkan oleh sel-sel pembunuh alami. Gejala yang dialami oleh organisme tertentu seperti sakit otot dan demam merupakan keadaan yang terkait dengan produksi interferon selama infeksi.

Saat ini kurang lebih sepuluh jenis interferon telah dapat diidentifikasi pada mamalia dimana tujuh diantaranya dimiliki oleh manusia. Ada tiga jenis interferon yang sering ditemui dan berperan besar dalam sistem pertahanan tubuh, yaitu interferon alfa (α), beta (β), dan gamma (γ). Interferon-α dan interferon-β memiliki bentuk tiga dimensi yang sangat mirip (homolog) sehingga sering dikelompokkan menjadi satu kelas. Interferon-α dihasilkan oleh leukosit yang telah ter­induksi virus dan berperan sebagai molekul antiviral (molekul yang berperan menangkal virus). Interferon-α juga diketahui memiliki efek antiproliferatif dan antifibrosis pada sel mesenkim. Interferon-β dihasilkan oleh fibroblas yang terinduksi oleh virus RNA heliks ganda.  Interferon-β dapat bekerja pada hampir semua sel di dalam tubuh manusia sebagai aktivator reaksi antivirus. Interferon-γ dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu yang telah terinduksi antigen dan hanya bekerja pada sel-sel tertentu seperti makrofag, sel endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B. Di samping efek antivirusnya, interferon-γ diketahui dapat mening­katkan ekspresi MHC kelas I dan kelas II pada sel limfosit B dan makrofag. MHC (Major Histocompatibility Complex atau kompleks histokompatibilitas utama) adalah sekumpulan gen yang bila terekspresi akan menjadi protein yang mampu mengikat dan menyajikan antigen peptida ke limfosit T. Interferon-γ pada tingkat yang lebih tinggi mampu menginduksi MHC kelas II pada banyak sel jaringan untuk mening­katkan penyajian antigen ke limfosit T, sehingga limfosit T semakin aktif bekerja melawan agen infeksi. Interferon-γ juga mampu meningkatkan reseptor interleukin-2 (IL-2) pada limfosit T dan mendorong diferensiasi sel limfosit B.

interferon, makrofag, antibodi, virus, pertahanan tubuh, imun

Struktur interferon-gamma

Interferon diproduksi oleh tubuh bila mendapat serangan dari berbagai agen penyakit terutama virus. Namun pada umumnya perkembangbiakan virus yang sangat cepat membuat jumlah interferon yang diproduksi tidak sebanding untuk melawan virus tersebut. Oleh karena itu beberapa ahli merekomendasikan bahwa suplai interferon dari luar tubuh sangat diperlukan. Hal ini membuat interferon kemudian dijadikan sebagai terapi yang termasuk ke dalam jenis imunoterapi (immunotherapy). Inilah yang menjadi ide awal penggunaan interferon sebagai pengobatan bagi manusia.

Objek dari imunoterapi adalah sistem imun tubuh. Karena sistem imun ini berhubungan dengan hampir semua penyakit, imunoterapi termasuk terapi interferon bisa diaplikasikan untuk beragam penyakit. Sebagai contoh, interferon alfa dan beta dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai infeksi virus. Interferon-α juga dapat digunakan dalam perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C akut maupun kronis serta untuk menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis, maupun disfungsi kelenjar tiroid. Interferon-γ dapat digunakan dalam penyembuhan toksoplasmosis, kusta lepromatosa, dan leisymaniasis. Efek antiproliferasi interferon juga dapat digunakan untuk melawan tumor, contohnya interferon alfa-2a (Roferon-A) yang telah disepakati sebagai media pengobatan hairy cell leukemiaAIDS-related Kaposi’s sarcoma, dan chronic myelogenous leukemia.

Meskipun interferon mampu melindungi tubuh dari serangan penyakit, penggunaan interferon sebagai terapi masih memiliki banyak kelemahan. Pertama, adanya efek samping yang dapat timbul berupa gejala demam, nyeri otot, malaise, dan sakit kepala. Kedua, penggunaan interferon dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan turunnya kemampuan organ penglihatan serta dapat menyebabkan kerontokan rambut. Ketiga, masa terapi interferon sangat lama, bahkan mencapai lebih dari satu tahun. Ini akan menyusahkan pasien karena interferon biasanya dikonsumsi melalui infus. Oleh karena itu, tampaknya dibutuhkan studi lebih lanjut mengenai keberlangsungan penggunaan interferon sebagai terapi bagi manusia.

Categories: Kesehatan, Makhluk Hidup & Biologi | Tag: , , , , , , , , , , | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tulis komentar Anda