Puisi-Puisi Indonesia Modern Bagian 3

Puisi adalah ungkapan perasaan manusia tentang sesuatu hal menggunakan untaian kata yang menurut diksi, majas, irama, dan rima sehingga menimbulkan kesan tertentu bagi pembaca atau pendengarnya.

Puisi punya banyak jenis, dan di antaranya dapat diklasifikasikan menjadi puisi lama dan puisi modern. Saya telah membuat contoh-contoh puisi modern bagian 1 dan bagian 2. Sekarang setelah lama tidak update, akhirnya saya membuat juga bagian 3 ini. Fighting!!!

Rondeau

Bicara itu gampang

 

Tapi kata-kata tak bisa dimakan

Maka buatlah roti

Membuat roti itu sulit

Maka jadilah tukang roti

 

Tapi roti tak bisa ditinggali

Maka bangunlah rumah

Membangun rumah itu sulit

Maka jadilah tukang bangunan

 

Tapi di atas gunung tak bisa dibangun rumah

Maka pindahkanlah gunung

Memindahkan gunung itu sulit

Maka jadilah nabi

 

Tapi pikiran tak bisa didengar

Maka bicaralah

Bicara itu sulit

Maka jadilah kau seperti kau adanya

Dan teruslah bergumam sendirian

Wahai makhluk tidak berguna

(Hans Magnus Enzensberger)

Harapan Manusia Berdebu

Aku meraih kabut

Dan melewatinya dengan hati yang lebih

Dibawa terbang oleh kumbang malam

Menapak jalan di udara

Hatiku mendesir

Melihat diri yang berdebu

Memandang jiwa yang kelabu

Aku menangis tersedu

Tuhan teriklah ruh ini

Menuju firdaus yang suci

Untuk meraih cinta-Mu

Dengan ruh yang hilang berdebu

(Sa’dullah)

Kidung Bumi

Dari kidung bumimu

Aku mendengar gadis desa

Bermandi tanah, bernyanyi

Menyeberangi tanah dan dinasti

Membasuh rambut

Dengan arak

Seorang penyair terus mabuk

Bukan karena cinta, tapi maut

Seribu kecapi dan harpa

Menggetaran tanganmu, melelehkan

Matamu salju di bukit-bukit

Menggeraskan sungai, membungkus tanah

Mengigilkan kuil dan kalbu

Dewa-Dewa terpendam

Dewa-Dewa dihidupkan

(Faisal Kamandobat, dalam Kakilangit Sastra Pelajar)

Balada Air Garam

Sang laut

senyum di kejauhan

Gigi berbusa

bibir cakrawala

‘Apa yang kau jajakan, anak merana,

anak yang telanjang dada?’

‘Tuan, saya berjualan

air garam samudera.’

‘Apa yang  kau bawa, anak kelam,

berbaur dengan darahmu?’

‘Tuan, saya membawa

air garam samudera.’

‘Ini asin air mata

datang dari mana, ibu.’

‘Tuan, saya juga menangis

air garam samudera.’

‘Jiwa, pahit yang dalam ini,

dari mana munculnya?’

‘Sungguh pahit,

air garam samudera!’

Sang laut

senyum di kejauhan.

Gigi berbusa

bibir cakrawala.

(Frederico Garcia Lorca)

Semalam satu bintang

Tak ada kala bulan tenggelam

Tak ada kala bintang tenggelam

Canda tawa katak dan kunang-kunang

Yang kulihat beterbangan

Walau hanya ada satu bintang

Tapi hati tulus bercahaya

Menunggu yang lain akan datang

Yang pasti menemaninya

Akhir malam pun menyingsing

Matahari pun terbangun

Mengganti bintangku

Yang telah bersinar di hatiku

(Melda Dharmahayu)

Festival Kehidupan

Apa yang harus aku ratapi

Ketika lahir, hidup, dan matiku ada di seutas tali takdir

Dan tersimpan dalam peti rahasia.

Apa yang mesti kutangisi

Saat badai duka datang menerjang dan merampas segalanya!

Tapi tersisa satu jiwa dan setitik asa.

Siapa yang akan kucaci maki

Saat luapan amarahku membara berpacu dengan waktu

Tapi aku tak punya kambing hitam.

Aku manusia…punya rasa dan asa

Punya derita dan bahagia

Punya nafsu dan logika

Karena aku tercipta untuk itu.

Tak ada yang perlu kuratapi, kutangisi, apalagi kucaci maki

Terima kasih Tuhan…

Engkau sutradara Maha Hebat

Syukurku akan kutebarkan penuh pesona

Dalam festival kehidupan yang penuh warna

Dengan luka dan cacat di tubuh yang memperindah lukisan hidupku

Kusambut sejuta tawa dan derai bahagia…

(Aniroh)

Sekian contoh-contoh puisi yang saya dapat dari berbagai sumber. Bagus-bagus ya! Apakah kalian bisa mengapresiasinya? Pasti bisa dong.

Untuk sekedar info saja, puisi kedua dari terakhir adalah puisi teman saya. Saya sih niatnya nyolong puisinya, tapi apa daya saya gak bisa berbohong. Saya ngaku kalo puisinya mau kuposkan di blog. Untung dia bisa terima. Eh, puisi-puisinyanya udah dua kali dimuat di majalah lho. Hebat ya. Aplause yang meriah!!! *PLOK PLOK PLOK*.

See you around guys 🙂

See also:

Categories: Bahasa dan Sastra, Sosial | Tag: , , , , , , , , | 3 Komentar

Navigasi pos

3 thoughts on “Puisi-Puisi Indonesia Modern Bagian 3

  1. Ping-balik: Puisi-Puisi Modern Bagian 1 « ARISUDEV

  2. Ping-balik: Puisi-Puisi Modern Bagian 2 « ARISUDEV

  3. bagus banget puisinya?!!!!
    SaLut dehh akku..

Tulis komentar Anda