Puisi-Puisi Modern Bagian 1

Puisi adalah bagian dari kesenian manusia di seluruh dunia. Puisi merupakan alat untuk mengekspresikan jiwa dan keadaan emosional kita secara bebas dan indah. Dengan puisi, kita bebas mengungkapkan apa saja yang kita inginkan, kita alami, dan perasaan kita tentang segala hal.

Berikut adalah puisi-puisi modern yang (kebanyakan) tidak terikat lagi dengan peraturan penulisan puisi (agar lebih bebas berekspresi). Puisi-puisi berikut saya himpun dari berbagai buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Anda boleh menjadikannya bahan tugas sekolah, bahan pembelajaran menulis puisi, atau sekedar mengapresiasinya.

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

karya Sapardi Djoko Damono ( Kompas, 6 Agustus 2003)

Manusia Kepingin kalau Bisa

Setelah lepas dari sekedar jadi pedagang

dan punya rumah toko

manusia kepingin

televisi, kulkas dan Honda bebek

Setelah lepas dari sekedar jadi pengusaha

dan punya supermarket

manusia kepingin

laser disk, baby benz dan kebun anggrek

Setelah lepas dari sekedar jadi konglomerat

dan punya kondominium

manusia kepingin

kapal pesiar, hotel terapung dan lapangan golf

Setelah lepas dari sekedar jadi pedagang

Setelah lepas dari sekedar jadi pengusaha

Setelah lepas dari sekedar jadi konglomerat

manusia kepingin

tak mati-mati

kalau bisa …

karya Jose Rizal Manua (Kompas, 5 Agustus 2003)

Fajar

Membayang gilang langit di timur,

Kilat-kemilat cahya berhambur,

Sinaran terang simbur-menyimbur,

Lenyap melayang udara kabur…

Itu gerangan fajar menjelma,

Surya turun ke dunia,

Girang-gemirang segala sukma,

Dihibur alam puspa warna.

Tapi…wahai…pondokku kelam,

Hari t‘lah pagi, serupa malam…

Tiada cahaya masuk ke dalam…

Entah karena dindingnya rapat,

Entahkan pintu terkunci rapat,

Beta tak tahu, beta tak ingat…

karya A. Hasjmy (Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak)

puisi ini termasuk puisi Soneta

Lubuk Menyepi

Tak ada nyanyian dewa dewi di sini

Hanya lenting baja yang terus menempa

dan memercikkan bunga api

Sang peri yang memudar dalam debu

Dewi telah pergi dari relung ini

Hanya lavender yang mekar di musim hujan

lalu jatuhkan daun hijau

Pencerita berteriak kepak kelelawar

Pulau ini lahan gersang

yang telah ditinggalkan petani dan penjual

pergi bersama pohon-pohon rindang

yang menyisakan tunas kaktus

karya Ari Tayori (Wiyata Mandala, 2 Desember 2010)

Dengan Puisi, Aku

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbahasa cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian yang akan datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

karya Taufik Ismail (Tirani dan Benteng, 1993)

Baca juga: Puisi-Puisi Modern Bagian 2, Puisi-Puisi Indonesia Modern Bagian 3

Categories: Bahasa dan Sastra, Sosial | Tag: , , , , , , , , , | 7 Komentar

Navigasi pos

7 thoughts on “Puisi-Puisi Modern Bagian 1

  1. Ping-balik: Puisi-Puisi Modern Bagian 2 « Ari Exclusively Presents…

  2. sangat menarik.. makasih & terus berkarya…

  3. Aq ga nyangka puisi buatan q yang lubuk menyepi termasuk puisi modern ;D

    Padahal sekarang aq lg nyari contoh bwt tgs q di sekolah ttg puisi modern
    Ehh, malah ketemu puisi sendiri 😀
    Ari Tayori

    “We were moving montains long, before we know we could”

  4. Ping-balik: Puisi-Puisi Indonesia Modern Bagian 3 « ARISUDEV

Tulis komentar Anda